1. Teletubbies itu Yatim Piatu
Teletubbies gak punya bapak dan ibu. Kita tidak pernah melihat bapak-ibu Teletubbies (kita panggil saja papatubbies dan mamatubbies). Gue rasa, mereka setiap malam, sebelum tidur pasti berpikir, “Mamatubbies, di manakah Mamatubbiesku?” Mereka tidak memiliki kehangatan seorang ibu yang sangat diperlukan pada usia-usia pertumbuhan mereka. Kasihan.
2. Teletubbies itu Orang Dusun
Teletubbies hanya bermain di gunung dengan hamparan rumput luas. Kita tidak pernah melihat Teletubbies ke mall. Ini berarti, Teletubbies mungkin lebih katro daripada yang kita bayangkan. Bisa-bisa kalo Teletubbies main ke mall Grand Indonesia mereka bisa semaput membayangkan betapa besarnya mall tersebut. Kemungkinan besar juga, Teletubbies bau ketek.
3. Teletubbies Punya Kehidupan Sosial yang Memprihatinkan
Sepanjang pengamatan gue, Teletubbies hanya punya satu teman, dan dia berbentuk vacuum cleaner. Bisa dibayangkan betapa memprihatinkannya kehidupan para Teletubbies ini. Mereka hanya berteman dengan alat pembersih rumah! Curhatnya pun juga hanya ke vacuum cleaner ini, bisa dibayangkan jika mereka sedang saling berkelahi dan curhat hanya ke satu orang (atau, dalam hal ini, satu objek rumah tangga), maka si vacuum cleaner bisa tidak objektif dalam mendengarkan curhat masing-masing.
4. Teletubbies Kemungkinan Besar Pemulung
Makanan favorit Teletubbies adalah pancake dan mereka memasaknya setiap pagi. Tapi yang kita tidak tahu adalah ini: mereka bisa dapet duit dari mana untuk bikin pancake? Pancake tentu tidak murah untuk di beli, jika satu porsi seharga 25 ribu, maka empat pancake menghabiskan 100 ribu perhari, atau 3 juta rupiah per bulan. Padahal, seperti kita tahu, Teetubbies tidak mempunyai pekerjaan tetap. Mereka hanya berpelukan, itu pun tidak digaji. Jadi, darimana datangnya duit para Teletubbies ini? Kemungkinan besar mereka menjadi pemulung untuk memuaskan hobi mereka makan pancake tersebut.
Atas empat hal tersebut, gue jadi mikir…
ternyata dia ada benernya juga.
Jadi,
pernahkah Anda berpikir tentang Teletubbies?
Karena kalau bukan kita,
siapa lagi yang memikirkan tentang nasib malang mereka?
0 komentar:
Posting Komentar